Wednesday, July 31, 2013

Cintai yang Rumit (Antara Newton dan Makanan Sehat)


Sekitar tahun 2010 - 2011, penulis menjadi pendengar setia sebuah program radio favorit bernama Antistatis di Rase FM Bandung. Program bergenre talkshow yang disisipi pengetahuan super unik, pertanyaan filosofis kehidupan, resolusi mingguan  dan kuis lacak jejak sejarah ini berisi pesan moral agar pendengarnya mampu menembus sekat-sekat sosial dengan cara berpikir dan bertindak antistatis = anti kemapanan = kontra status quo = anti mainstream. Tujuannya adalah tercipta individu-individu yang penuh daya cipta dan inovatif dalam menyelesaikan permasalahan di berbagai strata sosial. Program ini dibawakan oleh 3 orang Host yang penuh rasa humor yaitu Andi Asmawir, Boyan The Music Man, dan Sang Produser Wilam. Program berdurasi 2 jam dan kadangkala hingga 3 jam (edisi ulang tahun) mampu menarik banyak pendengar dari kalangan remaja hingga dewasa. Sponsor kuis program radio ini dipersembahkan oleh produsen T-shirt kenamaan Kota Bandung yaitu Ouval Research. 

Dalam sebuah episodenya yang mengangkat tema Cintai yang Rumit, diceritakan tentang rumitnya watak seorang ilmuwan hebat bernama Sir Isaac Newton, Sang Penemu Hukum Gravitasi. Saking rumitnya jalan pikiran Newton, banyak sekali ilmuwan pada zamannya yang bersikap menjauhi Newton, mungkin karena sulitnya menjangkau kemampuan berpikir Newton. Padahal kita semua tahu, hampir semua ilmuwan memiliki cara berpikir rumit yang sulit diikuti oleh kemampuan berpikir orang awam. Meskipun rumit, orang-orang semacam Newton mampu menghasilkan karya hebat yang dikenang dan dipelajari oleh orang-orang setelahnya. Bahkan, Newton-lah yang mendapat sebutan Bapak Fisika Modern karena temuan Hukum Gravitasinya dan bukannya Einstein dengan Teori Relativitasnya. Dengan kata lain, orang yang berpikir rumit dan senang menempuh jalan hidup yang sulit akan mampu menghasilkan karya yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia sehingga pesan moralnya adalah kita harus mencintai kerumitan karena di dalam kerumitan terdapat jalan keluar/solusi, dibalik benang kusut terdapat permata, atau di dalam debu terdapat kesucian (terinspirasi judul lagu: Suci dalam Debu dari Iklim). 

Masih tentang kerumitan, mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi diperlukan upaya yang oleh orang awam disebut rumit atau sulit. Kita harus pilih bahan makanan yang segar kemudian memasaknya sendiri di rumah dan menghidangkannya dengan cara-cara tertentu agar kadar gizinya tidak hilang. Berbeda dengan gaya hidup serba instan, yang hanya untuk mendapatkan makanan, cukup membelinya di rumah makan atau supermarket atau datang ke restoran cepat saji dan membelinya atau bersantap di tempat. Namun tentunya membeli makanan siap saji di luar bukanlah solusi untuk menjaga asupan gizi tetap baik mengingat makanan-makanan tersebut tidaklah terjamin kadar gizi dan kebersihannya. Atau bagi umumnya orang yang suka dengan kepraktisan biasanya membeli bahan pangan yang diawetkan di supermarket dan memasaknya sendiri di rumah. Namun tahukah pembaca bahwa makanan yang diawetkan memiliki nilai gizi yang jauh di bawah makanan segar yang biasa kita peroleh di pasar-pasar tertentu atau penjual yang sudah menjadi langganan. Diperlukan upaya yang rumit untuk mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi dibandingkan membeli bahan makanan instan di supermarket atau membeli makanan siap saji di restoran. 

Sebuah kerumitan harus dijalani dan dilakukan untuk mendapatkan hasil dan manfaat terbaik. Jika kita sudah terbiasa dengan kerumitan dan mampu menyelesaikannya maka kita akan mudah menjalani berbagai proses hidup ini. Kerumitan mendidik kita untuk meng-upgrade kemampuan survival dan pemecahan masalah. Dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan potensi dan kemampuan kita sebagai manusia seperti yang diperintahkan oleh Sang Maha Pencipta. Semoga bermanfaat!

Oleh : Teguh Supriyanto
Twitter: @lentrhaka
Fb: lentrhakaIndonesia
Sponsored by:elsvarev.blogspot.com

Thursday, July 25, 2013

Makanan Sehat di Kedai Rumahan di tengah Serbuan Fast Food (Pengalaman di Belgia)


Waktu kuliah tentang pemasaran internasional di salah satu perguruan tinggi swasta, penulis pernah mendapat cerita dari dosennya yang kala itu belajar di Belgia bahwa umumnya masyarakat Eropa tidak menyukai junk food yang disajikan di resto-resto Fast Food. Akibatnya bisnis restoran fast food di Eropa tidak terlalu booming dan yang marak di sana adalah bisnis kedai makanan/kuliner bergaya rumahan. Apa penyebab hal ini? Saya akan paparkan di paragraf berikutnya.

Selidik punya selidik ternyata dosen saya menemukan jawabannya. Masyarakat di Belgia khususnya dan Eropa umumnya telah memiliki kesadaran gizi yang tinggi sehingga mereka lebih memilih makanan bergaya rumahan yang dijual di kedai-kedai dibandingkan makanan cepat saji berlabel merek waralaba. Makanan rumahan yang dijual di kedai-kedai itu umumnya milik keluarga dan dikelola oleh anggota dan sanak-saudara keluarga tersebut. Mereka mensosialisasikan dari mulut ke telinga (word of mouth marketing) tentang kualitas makanan dan suasana kedai mereka. Kualitas makanan yang dijual sangatlah terjamin. Mereka menggunakan bahan-bahan alami yang masih segar dan organik serta menawarkan suasana yang mirip rumah sendiri sehingga betah untuk berlama-lama. Selain itu hubungan sosial antar keluarga besar menjadi dekat di tengah opini bahwa kehidupan sosial masyarakat Eropa begitu individualistik. Setiap keluarga jika mengadakan acara pertemuan biasanya dilakukan di kedai sehingga momen itu dijadikan sosialisasi antara keluarga pemilik kedai dengan keluarga pelanggan kedai. Sebuah bentuk kehidupan sosial yang bisa kita tiru di Tanah Air yang katanya mayoritas Muslim. 

Dari pengalaman di atas ada pelajaran yang bisa kita adopsi. Pertama, makanan yang dijual adalah kategori sehat dan organik. Kedua, dikelola secara swadaya dengan melibatkan hubungan kekerabatan. Ketiga, dipasarkan dengan metode sederhana namun mengena kepada sasaran, dengan kata lain melibatkan perilaku dan moral yang baik dalam memasarkan jasa kedai makanan milik keluarga besarnya. 

Nah, kita memiliki banyak sekali resep-resep makanan sehat serta sumber-sumber bahan pangannya pun tidak sulit diperoleh. Bagi teman-teman atau pembaca yang ingin berwirausaha ataupun pemilik modal yang ingin membuka usaha, ada baiknya konsep ini diadopsi yaitu menjual makanan sehat dan organik dengan suasana kedai bergaya rumahan yang akrab dan informal meskipun tidak harus dikelola oleh keluarga besar, bisa oleh teman-teman satu komunitas ataupun satu lingkungan kerja. Yang penting menjual makanan sehat dengan suasana yang nyaman. Semoga memberikan inspirasi yang positif di tengah serbuan makanan Fast Food berlabel waralaba di Tanah Air.

Oleh: Teguh Supriyanto
Sponsored by: elsvarev.blogspot.com

Sunday, July 21, 2013

Antibiotik Buatan VS Antibiotik Alami


Saat sakit dengan segera kita berobat ke dokter dan tak lama kemudian diberikanlah resep obat. Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa yang diberikan oleh dokter biasanya adalah obat kategori antibiotik yang tergolong sintetis/buatan. Dan biasanya pula obat-obatan tersebut memiliki efek menyembuhkan dalam jangka pendek namun tidak secara jangka panjang karena bakteri atau virus penyebab penyakit dalam tubuh kita akan mengalami penyesuaian daya resistansi dengan masuknya zat antibiotik buatan tersebut apalagi ditambah dengan pemakaian antibiotik tanpa resep dokter. Selain menambah daya resistansi bakteri dan virus penyebab sakit, antibiotik buatan pun menyebabkan efek samping yang makin menurunkan tingkat kepercayaan pasien. Berikut penulis uraikan jenis-jenis antibiotik buatan, fungsi dan efek sampingnya.

1.            Penisilin
Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak dinding sel bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi. Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga, saluran pernapasan, dll. Sebagian orang mungkin mengalami alergi terhadap penisilin dengan keluhan ruam atau demam karena hipersensitivitas terhadap antibiotik.

2.            Sefalosporin
Sefalosporin, seperti penisilin, bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri selama reproduksi.Namun, antibiotik ini mampu mengobati berbagai infeksi bakteri yang tidak dapat diobati dengan penisilin, seperti meningitis, gonorrhea, dll.Dalam kasus dimana orang sensitif terhadap penisilin, maka sefalosporin bisa diberikan sebagai alternatif.Namun, dalam banyak kasus, ketika seseorang alergi terhadap penisilin, maka kemungkinan besar dia akan alergi terhadap sefalosporin juga. Ruam, diare, kejang perut, dan demam adalah efek samping dari antibiotik ini.

3.            Aminoglikosida
Jenis antibiotik ini menghambat pembentukan protein bakteri.Karena efektif dalam menghambat produksi protein bakteri, aminoglikosida diberikan antara lain untuk mengobati tifus dan pneumonia. Meskipun efektif dalam mengobati bakteri penyebab infeksi, terdapat risiko bakteri semakin tahan terhadap antibiotik ini. Aminoglikosida efektif mengendalikan dan mengobati infeksi bakteri, namun berpotensi melemahkan ginjal dan fungsi hati.

4.            Makrolida
Sama seperti sebelumnya, antibiotik ini mengganggu pembentukan protein bakteri. Makrolida mencegah biosintesis protein bakteri dan biasanya diberikan untuk mengobati pasien yang sangat sensitif terhadap penisilin. Makrolida memiliki spektrum lebih luas dibandingkan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran lambung, dll. Ketidaknyamanan pencernaan, mual, dan diare adalah beberapa efek samping dari makrolida. Selain itu, wanita hamil dan menyusui tidak boleh mengonsumsi makrolida.

5.            Sulfonamida
Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek berbahaya pada ginjal. Untuk mencegah pembentukan kristal obat, pasien harus minum sejumlah besar air. Salah satu obat sulfa yang paling sering digunakan adalah gantrisin.

6.            Fluoroquinolones
Fluoroquinolones adalah satu-satunya kelas antibiotik yang secara langsung menghentikan sintesis DNA bakteri. Karena dapat diserap dengan sangat baik oleh tubuh, fluoroquinolones dapat diberikan secara oral. Antibiotik ini dianggap relatif aman dan banyak digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih dan saluran pernapasan. Namun, fluoroquinolones diduga mempengaruhi pertumbuhan tulang. Itu sebab, obat ini tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau anak-anak. Efek samping yang sering timbul meliputi mual, muntah, diare, dll

7.            Tetrasiklin dan polipeptida
Tetrasiklin adalah antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi seperti infeksi telinga tengah, saluran pernafasan, saluran kemih, dll. Pasien dengan masalah hati harus hati-hati saat mengambil tetrasiklin karena dapat memperburuk masalah. Polipeptida dianggap cukup beracun sehingga terutama digunakan pada permukaan kulit saja. Ketika disuntikkan ke dalam kulit, polipeptida bisa menyebabkan efek samping seperti kerusakan ginjal dan saraf.

Sebagai alternatifnya, ada sejumlah bahan alami yang memilki fungsi antibiotik, tidak menimbulkan resistansi terhadap bakteri dan virus  dan tidak pula memiliki efek samping bagi tubuh. Berikut adalah beberapa antibiotik alami yang bisa anda coba khasiatnya:

1.                   Bawang Merah
Bawang merah mengandung belerang yang dipercaya banyak orang mengandung antibakteri dan zat diuretik. Sirup atau obat yang terbuat dari bawang merah berkhasiat sebagai ekspekstoran yang membantu mengeluarkan lendir dari bronkus, paru-paru, dan trakea. Selain itu sirup atau obat yang terbuat dari bawang merah berkhasiat untuk melawan radang dan memperlancar aliran darah.

2.            Bawang Putih
Sudah sejak dahulu bawang putih dipercaya sebagai antibiotik alami karena mampu melawan flu dan demam. Kandungan allicin yang ada di dalam bawang putih memiliki rasa dan bau yang kuat, serta mempunyai zat theurapeutic yang bisa digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan terapi penyembuhan penyakit.  Menurut hasil penelitian, bawang putih mampu menurunkan kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah. Bahkan berdasarkan hasil penelitian belum lama ini, bawang putih terbukti lebih efektif untuk mengobati keracunan makanan dibandingkan dengan obat-obatan modern.

3.            Teh Hijau
Memang benar teh hijau bukan antibiotik yang kuat, namun berdasarkan hasil penelitian teh hijau mampu membantu kinerja antibiotik. Teh hijau mengandung aktioksidan yang tinggi dan sangat bermanfaat bagi tubuh. Teh hijau mengandung kafein yang rendah dan mampu membuat bakteri lemah terhadap antibiotik.

4.            Madu
Madu bermanfaat untuk infeksi dan luka, terutama jika menggunakan madu Manuka. Madu ini berasal dari lebah yang secara eksklusif diberikan tanaman manuka di Australia dan Selandia Baru. Madu Manuka ini terkenal mengandung antibiotik. Enzim antimikroba yang terkandung dalam madu ini akan mengeluarkan hidrogen peroksida yang mampu menghalangi pertumbuhan bakteri pada infeksi bakteri internal dan eksternal, seperti radang perut. Dengan setetes saja madu Manuka, infeksi akan teratasi.

5.            Minyak Oregano
Dikenal sebagai rajanya antibiotik alami di beberapa studi dan penelitian. Seperti dikutip dari Care2, minyak oregano ini memiliki manfaat antibiotik yang sangat kuat dibandingkan bahan lainnya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Paul Belaiche, minyak oregano mampu membunuh 96% bakteri pneumococcus, 92% bakteri neisseria, bakteri proteus dan bakteri staphylococcus. Bakteri strein dan neisseria ini sering ditemukan pada penyakit gonorrhea dan meningitis. Sedangkan bakteri proteus ditemukan pada infeksi usus, dan bakteri staphylococcus seringkali ditemukan pada makanan yang beracun. Dikatakan juga, minyak oregano ini mampu berperan sebagai antibiotik yang mempercepat penyembuhan sakit tenggorokan, demam, reumatik, infeksi luar, dan anorexia.

6.            Ekstrak Daun Zaitun
Daun Zaitun dikenal juga sebagai alternatif antibiotik lain, yang sangat ampuh menangani virus. Drs O dan B. Lee dari Department of Biomedical Science di CHA University Korea menemukan bahwa daun zaitun ini berpotensi besar melawan serangan virus dan mikroba serta radikal bebas.

7.            Propolis
Propolis adalah zat yang digunakan oleh lebah madu untuk dua fungsi penting di sekitar sarang. Bayangkan sebuah ‘komunitas’ dengan 35000 anggota, masing-masing dari mereka memiliki ruang kecil, merangkak di atas ruang tetangga sebelah dan berbagi makanan dan pasokan yang sama. Dan yang menakjubkan lingkungan sarang dalam kondisi sangat bersih dan mampu mencegah perkembangan dan penyebaran bakteri. Kenapa demikian? Ya, apalagi kalau bukan karena peran sanitasi propolis. Zat ajaib ini dikumpulkan dari kulit pohon dan aliran getah yang memiliki sifat anti bakteri dan virus. Sifat ini kemudian dikombinasikan dengan sekresi lebah hingga membentuk propolis, yang kemudian digunakan di seluruh sarang sebagai pembersih alami. Sebuah contoh kegunaannya adalah dalam perannya dalam memumifikasi bangkai tikus liar dan serangga yang mengembara ke sarang dan tidak dapat melarikan diri. Makhluk-makhluk mati dan bangkai akan mengundang virus hingga menjadi ancaman bagi seluruh koloni. Jadi lebah yang cerdik membungkus seluruh bangkai dengan propolis lebah, efeknya interaksi bakteri dan virus menjadi nol.

Propolis adalah antibiotik alami. Ada kemungkinan bahwa propolis dapat digunakan untuk menggantikan bahan kimia dalam banyak situasi, atau digunakan bersama mereka untuk memberikan penghalang lebih alami dan efektif terhadapa invasi bakteri. Kita bisa melihat efektifitas Propolis lebih mudah bila digunakan secara terbuka. Banyak orang menggunakannya untuk mengobati luka dan lecet dan luka bahkan kanker dan bisul mulut.

8.            Kayu manis dan Jus Apel
Para peneliti mendapati bahwa kayu manis yang ditambahkan ke jus apel yang tidak dipasteurisasi membunuh 99,5 persen bakteri dalam tiga hari, menurut The Independent dari London. Pada kesempatan lain, para ilmuwan itu menambahkan rempah-rempah ke daging sapi mentah dan sosis, lalu mendapati bahwa kayu manis, cengkeh, dan bawang putih paling efektif untuk membunuh E. coli O157. Para peneliti berpendapat bahwa rempah-rempah ini efektif melawan bakteri lainnya, termasuk salmonela dan campylobacter.

9.            Tertawa
Telah diketahui sejak dulu bahwa tertawa adalah obat yang manjur. Para ilmuwan di State University of New York memutuskan untuk mencari tahu mengapa demikian. Mereka menyingkapkan penemuan mereka bahwa tertawa turut memicu pelepasan hormon-hormon yang sangat kuat yang memberikan energi kepada sistem kekebalan manusia. Salah satu kelompok hormon, yang disebut sitokin, didapati meningkatkan kegiatan sel-sel darah putih yang dibutuhkan untuk mengusir virus dan bakteri penyebab infeksi dan yang menghancurkan bakal-bakal sel kanker. Ini hanyalah ”salah satu substansi yang kadarnya dipacu oleh tertawa,” demikian kata The Sunday Times dari London. Hubungan antara tertawa dan sitokin ini oleh beberapa peneliti dijuluki sebagai hormon-hormon bahagia. Oleh karena itu, surat kabar itu menyebut tertawa sebagai ”resep panjang umur”.

10.          Semut
Selama pertempuran pada tahun 1947, ahli bedah militer Cina Wu Zhicheng harus mengobati infeksi pada prajurit yang terluka, tetapi persediaan obat-obatannya menipis. Dalam keadaan hampir putus asa, ia menghubungi seorang dokter setempat, yang memberinya resep obat tradisional Cina—air direbus dengan semut untuk membersihkan luka dan obat yang dibuat dari jenis semut yang khusus. Menurut China Today, hasilnya sedemikian menakjubkan sehingga Dr. Wu memulai suatu karier panjang untuk meneliti penggunaan semut sebagai obat-obatan. Ia percaya bahwa obat-obatan dari semut membantu menyeimbangkan sistem kekebalan dan mengatakan, ”Semut adalah gudang nutrisi berukuran mini. Gudang itu berisi lebih dari 50 zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, 28 asam amino dan berbagai mineral serta senyawa kimia.”

Nah para pembaca, setelah mengetahui berbagai jenis antibiotik yang tersedia saat ini, masihkah kita mempercayakan pengobatan penyakit dengan memakai antibiotik buatan ? Ataukah ingin segera beralih dengan antibiotik alami yang merupakan “hadiah” dari Sang Maha Pencipta untuk manusia yang merupakan pemimpin dan pengelola alam ini? Silahkan memilih dengan bijaksana! Salam Pencerahan!

Dari berbagai sumber.
Oleh: Teguh Supriyanto
Sponsored by: elsvarev.blogspot.com

Monday, July 15, 2013

Aplikasi Telehealth dalam Dunia Kesehatan


Pesatnya teknologi informasi menciptakan interaksi antar sesama manusia sehingga menjadi bisa dilakukan dari jarak jauh. Implikasi dari hal ini adalah munculnya teknik-teknik semacam teleconference, telemarketing, telematika, dsb. Perkembangan teknologi informasi merambah ke berbagai aspek kehidupan termasuk aspek kesehatan ataupun medis. Hasil hybrid antara pengetahuan kesehatan dengan teknologi informasi memunculkan makhluk-makhluk bernama telehealth, telecardiology, teledentistry, telemental health, telehomecare, teleneurology, telenursing, teleradiology, dan telerehabilitation. 

Telehealth merupakan layanan pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dokter ataupun pusat layanan kesehatan dengan pasien atau masyarakat umum melalui penggunaan alat-alat sensor kesehatan yang terhubung secara online dan real time sehingga mereka dapat berinteraksi secara cepat dan setiap saat. Telehealth berbeda dengan telemedicine yang hanya fokus pada aspek pengobatan, namun lebih luas lagi yaitu mencakup aspek pencegahan penyakit, dukungan serta pengobatan individu. Contoh kecil telehealth adalah penggunaan e-mail antara dokter dengan pasiennya untuk keperluan berkomunikasi, mengirimkan resep obat, dan konsultasi kesehatan lainnya. 

Penggunaan teknologi telehealth dibagi menjadi dua kelompok, yaitu penggunaan untuk tujuan klinis dan non klinis. Penggunaan untuk tujuan klinis antara lain: pengiriman citra medis untuk diagnosa; kelompok atau individu bertukar layanan dan pendidikan kesehatan melalui videoconference (realtime telehealth); pengiriman data medis untuk keperluan diagnosa ataupun manajemen wabah penyakit; nasihat pencegahan penyakit dan kampanye hidup sehat melalui pemantauan pasien serta tindak lanjut; nasihat kesehatan melalui telepon pada saat kondisi darurat (dikenal dengan teletriangulasi). Sedangkan penggunaan untuk tujuan non klinis adalah seperti berikut ini: pendidikan jarak jauh tentang kesehatan kepada masyarakat; fasilitator pertemuan, pengawasan dan presentasi antar jaringan telehealth; penelitian telehealth; manajemen data dan informasi kesehatan online; integrasi sistem healthcare; manajemen sistem healthcare secara keseluruhan; dan pendaftaran serta pengawasan pasien jarak jauh. 

Sistem kerja telehealth dapat dijelaskan sebagai berikut: Data klinis pasien  harian dalam berbagai kategori seperti tekanan darah, berat badan, tinggi badan, kondisi kolesterol, kondisi asam urat, dll ditambah rekaman citra, video, dan audio hasil observasi harian pasien diambil dan disimpan di komputer ataupun perangkat penyimpanan data bergerak milik pasien. Data tersebut dapat dikirimkan sesuai keinginan pasien ke pusat kesehatan seperti klinik ataupun rumah sakit dan nanti akan ada dokter spesialis yang akan menelaah data-data tersebut dan hasil telaah berikut opininya akan dikirim kembali ke pasien dalam waktu 1 menit hingga 48 jam. Untuk mendukung sistem telehealth ini peralatan peripheral (scanner kesehatan, webcam, dll) yang dihubungkan dengan komputer klien dan jaringan internet mutlak diperlukan. 

Berdasarkan survei yang dilakukan di Inggris tahun 2008, hasil revolusi dunia kesehatan ini menunjukkan hasil yang menggembirakan antara lain: penurunan tingkat kematian sebesar 48%, penurunan jumlah pendaftaran pasien darurat sebesar 20%, penurunan jumlah kedatangan pasien ke rumah sakit sebesar 15%, penurunan durasi rawat inap sebesar 14%, dan penurunan biaya perawatan sebesar 8%. Selain itu, implementasi telehealth di Alaska sangat membantu ibu melahirkan yang berada di daerah pedesaan. Disamping itu, Dinas Kesehatan Negara Bagian Alaska menghemat biaya perjalanan sebesar US$ 8,5 juta pada tahun 2012 setelah diterapkannya sistem telehealth ini. Namun demikian, sistem telemedicine (masih bagian dari telehealth) ini masih dikritik akibat meningkatnya tingkat kematian pasien lama dari 3,9% menjadi 14,7% (hasil survei di Amerika tahun 2012 terhadap pasien berisiko tinggi terhadap perawatan medis). Penulis beranggapan kalau kasus meningkatnya kematian akibat telemedicine ini hanya pengecualian di kelompok tertentu saja namun tidak berlaku secara umum. 

Sistem telehealth yang diintegrasikan dengan software medis yang pernah saya bahas di tulisan terdahulu bisa menjadi solusi kesehatan yang lebih baik untuk mesyarakat dibandingkan sistem perawatan kesehatan konvensional yang berlaku selama ini . Terlebih adanya konteks malpraktek yang kerap dilakukan oleh dunia medis kita. Ini merupakan peluang yang baik bagi pihak swasta dengan idealisme tinggi yang concern membangun kesehatan masyarakat secara lebih baik dengan biaya yang efektif dan terjangkau. Semoga menginspirasi berbagai pihak untuk memberikan layanan kesehatan secara maksimal bagi masyarakat kita.

Dari berbagai sumber.
Oleh: Teguh Supriyanto
Sponsored by: elsvarev.blogspot.com