Friday, August 2, 2013

Obat Farmasi VS Obat Herbal (Antara Gengsi dan Manfaat)


Jika kita bertemu dengan teman, saudara, ataupun tetangga kemudian terlibat pembicaraan ringan dan secara spontan membicarakan masalah kesehatan seseorang yang tengah terganggu pasti rekomendasi awal adalah sudahkah berobat ke dokter?, sudahkah dibawa ke rumah sakit? atau jika penyakitnya sudah diketahui biasanya merekomendasikan obat-obat farmasi merek tertentu. Jarang sekali kita merekomendasikan obat-obatan herbal yang bisa diracik sendiri yang bahan-bahannya bertebaran di sekeliling kita. Menurut pengamatan penulis, obat-obatan herbal memiliki daya mengobati yang lebih baik dibandingkan obat-obatan farmasi. Jarang sekali atau bahkan dikatakan tidak pernah, penulis mendengar berita tentang keracunan ataupun salah obat akibat mengkonsumsi ramuan obat herbal. Selain itu obat herbal tidak memiliki efek samping, dan ini adalah nilai lebih dibandingkan obat-obatan farmasi. Namun berbeda halnya dengan keracunan ataupun salah obat akibat mengkonsumsi obat-obatan farmasi, berita semacam ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi kita. 

Dengan kondisi seperti ini seharusnya menggugah kesadaran kita bahwa untuk mengobati penyakit yang diderita sebaiknya gunakanlah ramuan obat herbal yang bahannya ada di sekeliling kita. Mungkin masyarakat kita masih malu merekomendasikan ramuan obat-obatan herbal sebagai alternatif pengobatan karena dinilai masih kalah gengsi dibandingkan obat-obatan farmasi. Obat-obatan herbal masih memiliki stereotype kampungan karena memang banyak digunakan oleh orang-orang kampung yang tinggal jauh dari kota. Dalam mindset masyarakat kita, obat-obatan farmasi memiliki gengsi yang tinggi karena diproduksi oleh pabrikan terkenal di dalam ataupun luar negeri ditambah yang merekomendasikan adalah dokter spesialis yang pasiennya dari kalangan pejabat dan selebritis..woow..semakin masyarakat kita terbuai dengan citra yang digambarkannya. Padahal obat-obatan farmasi harus dikonsumsi berdasarkan resep tertentu, harganya pun relatif mahal dibandingkan obat-obatan herbal serta memiliki efek samping berdasarkan sejumlah pengalaman dan penelitian. Namun tahukah pembaca, saat ini masyarakat yang melek kesehatan di luar negeri sudah beralih menuju pengobatan alami dan mengkonsumsi bahan pangan alami berkhasiat obat untuk memelihara kesehatannya. 

Jika ditelisik lebih jauh, ternyata obat yang paling baik dalam melawan berbagai penyakit adalah tubuh kita sendiri. Namun masalahnya bagaimana menggunakan tubuh kita sebagai sarana melawan penyakit yang makin beragam dan ganas akhir-akhir ini. Kuncinya adalah mempraktekkan pola hidup sehat. Salah satu praktek pola hidup sehat adalah mengkonsumsi makanan alami yang memiliki efek mengobati. Berbagai bahan pangan alami memiliki khasiat mengobati yang dalam terminologi dunia kesehatan disebut obat herbal. Namun sejatinya obat herbal adalah berbagai bahan pangan alami yang biasa kita makan/minum agar kekebalan tubuh dan regenerasi sel kita semakin baik. Berbagai bahan pangan yang memiliki efek mengobati antara lain: singkong, pisang, bayam, kedelai, apel, jeruk, berbagai jenis berry, pepaya, tomat, lobak, dll. Untuk jenis minumannya bisa diperoleh dari juice berbagai macam buah, teh hijau, madu, susu hewani maupun nabati, jahe, dan masih banyak lagi. Untuk cara meracik obat herbal begitu banyak referensinya dari dunia maya. Informasi meracik obat dari bahan alami begitu melimpah di internet dan hal ini sangat memudahkan kita untuk memulai gaya hidup alami yang menyehatkan. 

Dari paparan di atas, sudahkah gaya hidup alami dan sehat kita jalankan? Sudahkah obat-obatan herbal menjadi metode pengobatan keluarga dan menjadi rekomendasi bagi keluarga, tetangga, dan teman-teman kita? Jika belum marilah kita mulai dari diri dan keluarga kita. Jika Sebuah Kafe atau Restoran memiliki tagline promosi yaitu: Harga Kaki Lima, Selera Bintang Lima maka obat-obatan herbal pun memiliki tagline tersendiri yaitu: Nama tidak Bergengsi, Manfaat penuh Gengsi. Semoga menginspirasi!

Oleh: Teguh Supriyanto
Twitter: @lentrhaka
FB: lentrhakaIndonesia
Sponsored by: elsvarev.blogspot.com

No comments:

Post a Comment