Ada sebuah pepatah tentang cara
jitu berinvestasi yaitu: “Don’t put your eggs on one basket“ atau jangan taruh
seluruh telurmu dalam satu keranjang. Filosofi nasihat bijak tersebut jika
ditarik dalam konteks kebutuhan pangan adalah anjuran agar tidak hanya
menggantungkan kebutuhan pokok hanya pada satu jenis produk saja. Terbukti kan,
pada saat musim kemarau seperti saat ini terjadi paceklik dimana-mana dan
imbasnya harga gabah naik dan tentunya harga beras juga naik. Salah satu solusi
cepat adalah impor beras. Solusi ini bukanlah tanpa masalah. Jika kita mengimpor
beras apalagi dalam jumlah besar diperlukan mata uang asing yang besar, dalam
hal ini Dollar harus dikeluarkan. Jika Dollar banyak keluar untuk membeli impor
beras maka cadangan devisa terus melorot dan efeknya permintaan terhadap Dollar
untuk menambah cadangan devisa yang habis keluar akan naik dan itu menyebabkan
nilai mata uang dalam negeri akan terdepresiasi apalagi jika impor sudah
menjadi habit, dilakukan dalam jangka panjang dan merupakan prosedur standar
mengatasi kesulitan pangan di dalam negeri.
Upaya yang bisa dilakukan untuk
menghindari impor beras/bahan pangan secara berlebihan bisa dimulai dari
kebiasaan pangan kita. Ada sejumlah tips praktis dalam menghindari impor bahan
pangan pokok secara berlebihan, berikut diantaranya: 1. Mulailah
mendiversifikasi makanan pokok disamping beras, beralihlah sesekali untuk
mengkonsumsi singkong, ubi jalar, atau pisang mas; 2. Tambahlah porsi
mengkonsumsi buah dan sayuran disamping nasi sehingga porsi konsumsi nasi
semakin berkurang dan digantikan oleh sayuran dan buah; 3. Mulailah menanam
sayuran, buah dan bahan pangan pokok selain padi secara organik (menggunakan
pupuk organik yang ramah lingkungan) di pekarangan rumah dan bagi yang tidak
memiliki pekarangan rumah maka bisa membelinya dari teman-teman yang
mengembangkan bahan pangan organik yang berorientasi bisnis namun masih
mengemban misi sosial; 4. Bagi petani padi dalam negeri mulailah menggunakan
pupuk organik ramah lingkungan agar buah padinya baik, bernutrisi dan lahan
pertaniannya sehat (tidak pecah-pecah dan kekurangan unsur hara seperti jika
menggunakan pupuk kimia). Semoga bermanfaat!
Oleh: Teguh Supriyanto
Twitter: @lentrhaka
FB: lentrhakaIndonesia
Sponsored by:
elsvarev.blogspot.com
No comments:
Post a Comment