Saya mendapat informasi dari seorang
sahabat yaitu tentang munculnya perangkat lunak atau software yang berfungsi mendiagnosa
penyakit manusia atau dengan kata lain fungsi dokter atau ahli medis sudah
diduplikasi menjadi sebuah perangkat lunak. Perangkat lunak ini mampu
mendiagnosa penyakit secara akurat hanya dengan menginput data-data kesehatan
pasien secara rinci. Input data pasien dilakukan dengan sensor untuk badan
manusia. Perangkat lunak ini dapat diinstall di berbagai model komputer di
rumah atau tempat kita bekerja yang penting harus dilengkapi dengan alat sensor
khusus untuk membaca data pasien untuk kemudian diolah dan menghasilkan output
tentang penyakit apa yang sedang diderita. Setelah penyakitnya diketahui maka
bisa diambil tindakan pengobatannya.
Software ini memiliki banyak
manfaat bagi masyarakat. Manfaat pertama, masyarakat tidak perlu lagi pergi ke
rumah sakit, praktek dokter, ataupun klinik kesehatan lainnya hanya sekedar
untuk mengetahui penyakit jenis apa yang sedang dideritanya sehingga menghemat
waktu dan biaya. Manfaat kedua, akurasi perangkat lunak ini sangat tinggi asalkan
input datanya lengkap sehingga akan mampu menghindarkan pasien dari tindakan
malpraktek dunia medis yang sering terjadi. Manfaat ketiga, masyarakat menjadi
melek teknologi medis dan mengerti secara mendalam gejala-gejala penyakit dan
cara pengobatannya secara standar sehingga menghindarkan diri dari opini
ahli-ahli medis yang kerap berbeda antara yang satu dengan yang lainnya karena
manusia memiliki sifat yang mudah sekali berubah karena faktor lingkungan dan
kepentingan.
Perkembangan terbaru software ini
adalah masih dikaji kemampuannya karena adanya “gugatan” dari Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) yang masih meragukan kemampuannya. Apakah “gugatan” ini hanya bersifat
“uji materil kompetensi” ataukah hanya sekedar kedok agar software ini tidak
dipakai secara luas di masyarakat? Jika software ini digunakan secara luas di masyarakat
maka boleh jadi eksistensi profesi dokter akan terancam di tengah banyaknya
kasus malpraktek yang dilakukan oleh “Dunia Medis Manusia”. Kita tunggu saja
mana yang mampu memberikan solusi terbaik bagi kesehatan manusia antara Software
Ahli Medis VS Dokter Sungguhan.
Sumber: Info insidental dari
Kawan.
Pelatihan Korporasi, Jasa Retail,
dan Kerjasama Bisnis LENTRHAKA, hubungi:
Sdr. Rohimat (0813-2165-2855)
No comments:
Post a Comment