Thursday, May 23, 2013

Pertarungan "Software Ahli Medis VS Dokter Sungguhan"


Saya mendapat informasi dari seorang sahabat yaitu tentang munculnya perangkat lunak atau software yang berfungsi mendiagnosa penyakit manusia atau dengan kata lain fungsi dokter atau ahli medis sudah diduplikasi menjadi sebuah perangkat lunak. Perangkat lunak ini mampu mendiagnosa penyakit secara akurat hanya dengan menginput data-data kesehatan pasien secara rinci. Input data pasien dilakukan dengan sensor untuk badan manusia. Perangkat lunak ini dapat diinstall di berbagai model komputer di rumah atau tempat kita bekerja yang penting harus dilengkapi dengan alat sensor khusus untuk membaca data pasien untuk kemudian diolah dan menghasilkan output tentang penyakit apa yang sedang diderita. Setelah penyakitnya diketahui maka bisa diambil tindakan pengobatannya.

Software ini memiliki banyak manfaat bagi masyarakat. Manfaat pertama, masyarakat tidak perlu lagi pergi ke rumah sakit, praktek dokter, ataupun klinik kesehatan lainnya hanya sekedar untuk mengetahui penyakit jenis apa yang sedang dideritanya sehingga menghemat waktu dan biaya. Manfaat kedua, akurasi perangkat lunak ini sangat tinggi asalkan input datanya lengkap sehingga akan mampu menghindarkan pasien dari tindakan malpraktek dunia medis yang sering terjadi. Manfaat ketiga, masyarakat menjadi melek teknologi medis dan mengerti secara mendalam gejala-gejala penyakit dan cara pengobatannya secara standar sehingga menghindarkan diri dari opini ahli-ahli medis yang kerap berbeda antara yang satu dengan yang lainnya karena manusia memiliki sifat yang mudah sekali berubah karena faktor lingkungan dan kepentingan.

Perkembangan terbaru software ini adalah masih dikaji kemampuannya karena adanya “gugatan” dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang masih meragukan kemampuannya. Apakah “gugatan” ini hanya bersifat “uji materil kompetensi” ataukah hanya sekedar kedok agar software ini tidak dipakai secara luas di masyarakat? Jika software ini digunakan secara luas di masyarakat maka boleh jadi eksistensi profesi dokter akan terancam di tengah banyaknya kasus malpraktek yang dilakukan oleh “Dunia Medis Manusia”. Kita tunggu saja mana yang mampu memberikan solusi terbaik bagi kesehatan manusia antara Software Ahli Medis VS Dokter Sungguhan.

Sumber: Info insidental dari Kawan.
Pelatihan Korporasi, Jasa Retail, dan Kerjasama Bisnis LENTRHAKA, hubungi:
Sdr. Rohimat (0813-2165-2855)

No comments:

Post a Comment